Sunday, July 31, 2011

Sunnah Puasa

sunnah puasa



Sahur
  • Makan sahurlah, karena sesungguhnya makan sahur itu mengandung berkah (Muttafaqun Alaih),
  • Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dengan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur (HR. Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi),
  • Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, lalu mengerjakan shalat. Lalu aku bertanya:  Berapa lama beda antara keduanya itu? Beliau menjawab: Lima puluh ayat (Muttafaqun Alaih),
  • Sahur adalah berkah. Karenanya, janganlah kalian meninggalkannya meski hanya dengan  meminum seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang sahur (HR. Ibnu Majah),
  • Senikmat-nikmatnya sahur bagi orang mukmin adalah dengan beberapa butir kurma (HR. Abu Dawud)


Menyegerakan berbuka
  • Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa (Muttafaqun Alaih),
  • Apabila malam telah datang, siang telah berlalu dan matahari telah terbenam, maka orang yang berpuasa pun segera berbuka (Muttafaqun Alaih),
  • Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka hendaklah ia berbuka dengan air. Karena sesungguhnya air itu suci (Hr. Abu Dawud & At-Tarmidzi)


Berdoa ketika berbuka
  • Ada tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak, yaitu orang yang berpuasa sehingga berbuka, imam yang adil dan orang yang dizhalimi (HR. Tirmidzi)
  • Ya Allah, sesungguhnya dengan rahmatMu yang luas melebihi segala sesuatu; aku memohon kepada-Mu agar memberikan ampunan kepadaku (Al-Adzkar li An-Nawawi)

Keutamaan Puasa

keutamaan puasa

Puasa itu perisai. Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, hendaklah ia tidak berkata keji dan membodohi dia. Jika ada sseorang memerangi atau mengumpatnya, maka hendaklah ia mengatakan: Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut yang keluar dari orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau kesturi. Orang berpuasa itu meninggalkan makanan dan minumannya untuk diri-Ku (Allah). Maka puasa itu untuk diriKu dan Aku (Allah) sendiri yang akan memberikan pahala karenanya. Kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya (HR. Al-Bukhari)

Apabila datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta semua setan dibelenggu (HR. Muslim)

Aku pernah mendatangi Rasulullah seraya berkata: Perintahkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke surga. Beliau menjawab: Hendaklah kamu berpuasa, karena puasa itu merupakan amalan yang tidak ada tandingannya. Kemudian aku mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan beliau pun berkata dengan nasihat yang sama (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Hakim)

Sesungguhnya surga itu mempunyai satu pintu yang disebut Babu Ar-Rayyan. Pada hari Kiamat nanti pintu tersebut akan bertanya: Di mana orang-orang yang berpuasa? Apabila yang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu itu pun akan tertutup (Muttafaqun Alaih)

Tidaklah seorang hamba berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, melainkan dengan hari itu Allah akan menjauhkan api neraka dari wajahnya selama tujuh puluh musim (HR. Jamaah, kecuali Abu Dawud)

Berpuasa dan membaca Al-Qur’an akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada Hari Kiamat kelak. Amalan puasanya akan berkata: Ya Allah, aku telah melarangnya dari makanan, minum dan nafsu syahwat pada siang hari, sehingga ia telah menitipkan syafa’at kepadaku. Sedangkan amalan membaca Al-Qur’an berkata: Aku telah melarangnya tidur pada malam hari, sehingga ia telah menitipkan syafa’at kepadaku didalamnya. Maka keduanya pun memberikan syafa’at (HR. Ahmad dengan sanad shahih)

Friday, July 29, 2011

Marhaban Ya Ramadhan

sumber

Marhaban Ya Ramadhan
Berharap ada cerita indah di bulan Ramadhan dan Syawal tahun ini
Kembali menjadi fitrah, menjadi hambaNya yang bertakwa
Insya Allah
.:Banda Aceh, 29 Juli 2011:.




Wednesday, July 20, 2011

Road to Setui

image
Siang itu agak terburu-buru ke Setui untuk memenuhi janji dengan seorang teman. Dalam perjalanan, secara tidak sengaja saya mengalami kecelakaan. Saat itu saya di lajur tengah dan menurut saya ga da salah jika saya bawa motor dengan kecepatan sedang. Tapi akibatnya ketika hilang konsentrasi, saya kurang memperhatikan jarak dengan kendaraan yang di depan yang tiba-tiba memelankan mobilnya karena mau belok.
Jadinya, walaupun udah mencoba untuk nge-rem tapi sudah terlambat dan saya menabrak mobil di depan saya. Saat itu saya melihat kaca sen sebelah kanan bagian belakang mobil itu pecah dan saya terjatuh ke kanan. Asli, shock banget waktu kejadian. Saya langsung bangun dan merasa-rasa apa ada bagian tubuh saya yang patah. Alhamdulillah ga separah itu, cuma terasa agak sakit di beberapa bagian.
Setelah itu mencoba untuk membangunkan motor saya yang udah jatuh, tapi ga kuat. Alhamdulillah ada yang nolongin. Saat itu pemilik mobil, seorang ibu, yang saya tabrak melihat keadaan mobilnya, dan ketika melihat saya langsung aja dia marah2. Wajar sih dia marah Karena saya ga sengaja nabrak mobil dia. Tapi, wajar juga sih saya ga sengaja nabrak mobil dia karena dia tiba2 memelankan mobilnya di lajur tengah. Kalau mau belok kiri kenapa ga dari lajur kiri aja ya? Kenapa dari lajur tengah?.
Tapi ya udahlah, saat kejadian saya yang merasa bersalah, jadi saya yang minta maaf. Tapi dia no comment dengan permintaan maaf saya dan menyuruh saya untuk melihat keadaan saya sendiri setelah kecelakaan. Ya baik juga sih dia, menunjukkan perhatian tapi dengan kata2 yang cukup kasar di telinga saya. Sayangnya, saya cuma bisa terdiam diperlakukan kayak gitu, down banget. Cuma bisa berharap kejadian ini ga terulang lagi, cukup sekali deh, jera. Mudah2an ke depan bisa lebih hati2 saat di jalan.
.:Banda Aceh, 18 Juli 2011:.

Saturday, July 16, 2011

The Power of FOCUS~!

image
Betapa pentingnya fokus dalam kehidupan. Reza M. Syarief dalam bukunya Life Excellent mengatakan bahwa pada Rukun Islam yang kelima, Haji, kita dapat mengambil pelajaran tentang fokus. Seperti ketika kita bertawaf, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, saat itu kita fokus mengelilingi satu titik yaitu Ka’bah. Mengenai pakaian ihram yang hanya satu warna yaitu putih, tidak warna warni, juga menunjukkan pada kata fokus. Kita juga melemparkan batu pada satu sasaran pada saat jumrah (Pakai ‘kita’, sebagai doa agar beneran bisa menunaikan ibadah haji, Amiiiiiiiin^^). Ketiga poin di atas menunjukkan pada satu kata, fokus.
Dalam bukunya, Reza menekankan pentingnya fokus dalam kehidupan. Setiap kita mempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil. Jika masih ada yang belum mencapai keberhasilan, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kurang fokus. Semuanya dipikirkan, semuanya pengen dikerjakan, kerjaan yang satu belum selesai udah mengerjakan tugas lain. Akhirnya ga da pekerjaan yang beres.
Ingat lagi konsep fisika tentang Divergen dan Konvergen. Divergen itu menyebar dan konvergen itu mengumpul. Jika kita berbicara tentang fokus, kita bicara tentang konsep konvergen yaitu menuju ke satu titik. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa “Apabila kamu telah menyelesaikan satu pekerjaan, maka kerjakan yang berikutnya”. Ayat ini menyiratkan tentang fokus pada satu pekerjaan sebelum beralih ke pekerjaan berikutnya.

Some Advantages of Being FoCus
Seorang yang fokus akan mendapatkan apa yang disebut dengan quantum leap process yaitu mengalami suatu percepatan-percepatan dalam kehidupan. Misalnya, suatu proses untuk memahami suatu pelajaran harusnya dicapai dalam waktu 6 bulan, tapi dengan fokus, mungkin bisa tercapai dalam waktu 2 bulan.
Selain itu, manfaat yang lain adalah kita bisa mendapatkan outstanding achievement atau prestasi yang diatas rata-rata. Dengan fokus, kita akan mendapatkan hasil above the average. Misalnya, seorang outstanding mother adalah seorang ibu yang bisa mendidik anaknya secara optimal diatas rata2 kebanyakan orang tua lainnya.

How to be Focus?
Nah,sekarang bagaimana caranya agar bisa fokus? Masih pada referensi yang sama, Reza menyebutkan beberapa poin sebagai berikut:
1.    Find out your inner potential. Menemukan potensi dalam diri kita. Jadilah diri sendiri, jangan jadi orang lain. Setiap kita diciptakan dengan potensi unik masing2. Temukan potensi dalam diri kita dan fokuslah pada potensi tersebut. Contohnya, seorang introvert hendaknya melakukan pekerjaan yang sesuai dengan psikologinya sebagai introvert. Jika ia memaksakan diri untuk bekerja dibidang seorang extrovert maka sulit untuk berhasil.
2.   Overcome the Obstacle. Belajar untuk mengatasi kesulitan, dengan cara bertindak.
3.    Concentrate in one direction. Konsentrasi pada satu arah. Menjalankan peran kita sebaik mungkin. Reza mencontohkan, ketika kita adalah seorang pemimpin konsentrasilah pada bawahan. Ketika kita seorang suami konsentrasilah pada istri. Jika kita seorang istri konsentrasilah pada anak.
4.    Unity and Uniformity. Ketika ada kesatuan dan keseragaman kita akan merasa menjadi suatu keluarga besar.
5.    Silence Condition adalah kondisi dimana pikiran kita dalam keadaan relaks dan waspada.

Belajar fokus itu perlu, agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih unggul dan mengalami percepatan2 dalam hidup kita. Tulisan ini sebenarnya benar2 nasehat buat diri saya sendiri, yang suka kurang fokus, tapi mudah2an ada manfaatnya juga buat pembaca.  
~really need to fokus~
.:Banda Aceh, 16 Juli 2011:.

Saturday, July 9, 2011

Wanita Jepang dan Pendidikan Anak

image
Ketika coba2 searching di Google dengan kata kunci “Wanita Jepang Mendidik Anak”, saya membaca beberapa tulisan yang menarik dan menginspirasi tentang perhatian wanita2 jepang terhadap pendidikan anaknya.
Sebagian besar wanita2 Jepang mempunyai kesadaran yang cukup tinggi terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu. Mereka sangat memperhatikan keluarganya, terutama pendidikan putra putrinya. Bangga menjalankan peran mereka sebagai pendidik utama bagi anak2 mereka. Mereka percaya bahwa pendidikan anak di rumah yang dilakukan oleh ibunya sendiri akan membawa hasil yang baik.
Di Jepang orang mempercayai bahwa seorang ibu seharusnya berpendidikan baik dan berpengetahuan cukup untuk bisa memenuhi tugasnya sebagai pendidik anak-anaknya. Bagi mereka, menjadi wanita karir memang baik dan penting tetapi berkarir untuk pendidikan dan masa depan anak-anaknya lebih penting. (sumber).
Sebagai tambahan, wanita Jepang menyadari bahwa mereka perlu untuk meletakkan pendidikan dasar pada masa-masa emas anak dan juga meletakkan dasar pendidikan karakter dan berperilaku sejak dini kepada anak-anaknya (sumber).
Setelah saya ingat2 lagi pengalaman tinggal di Fukui, baru saya mengerti mengapa salah seorang staf di divisi hubungan luar negeri di Universitas Fukui, memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya ketika dia akan menikah. Dan saya juga baru mengerti kenapa setiap sore ketika baru pulang dari kampus, saya melihat banyak anak-anak yang berkumpul di tempat bermain dekat apartemen selalu bersama ibunya.
Menjadi Ibu Rumah Tangga Professional dan Ibu Pendidik, hmm, itu yang dicontohkan oleh wanita Jepang. Akankah kita akan meneladani kebaikan yang dicontohkan oleh mereka? jika melihat kondisi masyarakat Indonesia, justru yang terjadi sebaliknya. Profesi Ibu Rumah Tangga (IRT) masih dianggap rendah. Menurut saya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi para IRT di Indonesia untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa anak2 hasil didikan mereka lebih unggul dalam hal imtaq dan iptek. Selain anak2 itu mempunyai wawasan yang luas, mereka juga mempunyai akhlak yang mulia sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi anak2 lainnya. Sungguh, bukan tugas yang ringan ya untuk menjadi IRT.  
Jadi teringat dengan perkataan Pak Mario Teguh, “Saya merasa beruntung sekali jika mempunyai seorang ibu yang professor yang bisa mendidik saya dengan baik, daripada ibu professor yang mendidik anak orang lain sedangkan saya diserahkan pada orang lain yang akhlak dan tutur katanya tidak bertanggung jawab”. Di sini Pak Mario mengingatkan bahwa karir pertama bagi seorang wanita adalah keluarga.
Fenomena wanita Jepang dan pendapat diatas sejalan dalam pandangan Islam bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak (sumber). Yang berarti bahwa baik atau tidaknya anak itu tergantung dari orang tua, terutama Ibu. Jika ibunya bisa mendidik dan menjadi teladan yang baik bagi anak2nya, Insya Allah anak2 itu akan mempunyai akhlak yang baik juga. Begitu juga sebaliknya. Mudah2an ada kesempatan bagi kita semua untuk meneladani kebaikan yang dimiliki oleh wanita2 Jepang itu. Amiin.  
.:Banda Aceh, 9 Juli 2011:.

Monday, July 4, 2011

Oomiai ni Tsuite*


Hm, bingung harus mulai darimana. Ceritanya saat pergi kondangan bersama seorang teman, kami terlibat pembicaraan tentang perjodohan. Maklumlah, namanya juga lagi di kondangan dan secara kami berdua masih berstatus single jadi topiknya ga jauh2 dari rencana masa depan.

Teman saya cerita kalo temannya berusaha jodohin dia dengan seorang cowok. Tetapi ketika cowok itu tahu bahwa teman saya udah s2, dia mundur. Cerita lain, dari teman yang sama juga, Ibunya bilang bahwa teman ayahnya berusaha untuk jodohin teman saya dengan seorang pemuda di kantornya, tapi akhir ceritanya juga sama. Lagi2 alasannya karena teman saya udah s2.

Teman saya ga habis pikir, kenapa cowok2 itu jadi batalin niatnya ya? apa salahnya dia yang udah s2. Curhat teman saya itu. Eit, bentar dulu ya, maksud teman saya ini, bukan berarti dia ngebet banget harus kenal sama cowok itu, dia hanya menyesalkan sikap cowok itu yang terlalu mempermasalah pendidikan teman saya. Sebenarnya kalo ga mu ribet, mikir aja cowok itu mundur, anggap aja belum jodoh. Insya Allah bakal datang yang lebih baik. Selesai.

Tapi, saya tetap kepikiran dan mempertanyakan, ada apa nih dengan para pemuda sekarang, kenapa mereka terlalu mempermasalahkan tingkat pendidikan? Memangnya kenapa kalau tingkat pendidikan muslimahnya lebih tinggi? Apakah kurang berkenan? Kenapa mereka tidak melihat kepada sisi agama nya saja? Huff, bingung. Karena menurut saya, teman saya tuh anaknya baik, ga pacaran, suka nolong teman, ga milih-milih dalam hal jodoh, termasuk high quality jomblo lah kalau saya bilang.

Kalo aja saya boleh kasih pengertian ke cowok-cowok itu, semestinya ga perlulah mereka seminder itu. Masalah tingginya gelar sekolah seorang muslimah, janganlah dijadikan alasan untuk takut. Itu kan sebenarnya masalah rizki. Jika ada muslimah yang udah duluan s2, memangnya kenapa? Itu ya rezeki dia, setelah s1 dapat kesempatan untuk kuliah lagi. Begitu juga para cowok yang setelah s1 lebih memilih untuk kerja, ya itu pilihan dan rezeki kalian. Apa mungkin cowok itu mengira karena teman saya udah s2, lantas menjadi tidak sekufu dengan dia? Kalo dia mikir gitu, mudah2an sih dia ngerti bahwa muslimah yang udah s2 ga selalu berpikir untuk harus punya pasangan yang udah s2 juga, ga selalu! Mungkin 1 diantara 1000 muslimah ada yang seperti itu, tapi teman saya tidak (promosi lagi nih).

Asumsi lain, apa mungkin cowok itu minder, kalo teman saya lebih tinggi gelar sekolahnya jadi bakal ga hormat sama pasangan? atau mungkin dia mikirnya, kalo udah s2, kesannya ga bisa diajak hidup sederhana kali yaaa...padahal ga semua muslimah seperti itu. Sebenarnya saya berharap kalo masih ada cowok2 yang minder atau apalah namanya, harapan saya setelah membaca tulisan ini, mereka lebih terbuka pandangannya dan mengubah paradigma berpikir mereka. Cobalah untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Mudah2an tulisan ini ada manfaatnya.

*Oomiai ni Tsuite = Tentang Perjodohan
.:Banda Aceh, 4 Juli 2011:.

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...