Monday, March 31, 2014

Trip to Sabang



Sabang, sebuah pulau mempesona yang letaknya dekat dengan Banda Aceh. Long Weekend lalu saya gunakan untuk jalan-jalan ke Sabang. Perjalanan dimulai pada tanggal 29 Maret 2014 siang, saya dan seorang teman, Ulya, menuju ke pelabuhan Ulele. Setelah menunaikan shalat jamak taqdim zuhur dan ashar, kami mulai mengantri tiket. Sesuai jadwal, direncanakan kapal akan tiba pukul 16.00, namun ternyata kapalnyanya terlambat, yang mengakibatkan kami mulai berangkat ke Sabang pada pukul 18.00 wib. Alhamdulillah perjalanan lancar, lautan begitu tenang diiringi pemandangan sunset yang menakjubkan J. Tiba di pelabuhan Sabang, Balohan, pada pukul 20.00. Telah menanti teman yang lain, Risna, yang menjemput kami dan sekaligus sebagai guide selama kami di Sabang.

Iboih

Saya melihat jam Casio kesayangan, dan waktu menunjukkan pukul 20.47 ketika kami memulai perjalanan ke Iboih. Saat dalam perjalanan baru saya sadari bahwa medan yang kami lalui saat menuju ke Iboih itu lumayan berat. Banyak tikungan-tikungan patah dan jalan yang lumayan menanjak. Ditambah lagi sempat saya dan Ulya yang ketinggalan rombongan teman-teman lain saat sedang melalui hutan gelap gulita itu. Sungguh, saya berharap pengalaman tersebut cukup sekali saja. JIka ada kesempatan lain, pengennya mulai jalan saat hari masih terang. Perjalanan tersebut memakan waktu sekitar satu jam karena kami membawa kendaraan dengan kecepatan  sedang. Sekitar pukul 22.00 kami singgah di sebuah toko untuk membeli minum dan lima menit kemudian kami sudah sampai di Iboih.     

Erick Green House



Menapak kaki di Iboih, Risna segera mengkonfirmasi pemilik penginapan bahwa kami baru saja tiba. Awalnya kami memesan dua kamar, namun pada akhirnya yang tersedia cuma satu kamar untuk kami bertujuh. Diambil positifnya saja bahwa kami bisa menghemat biaya penginapan^^. Erick Green House ini didisain eco-friendly. Pembangunannya disesuaikan dengan kondisi alam Iboih. Lokasi penginapan ini sangat strategis, ketika membuka pintu menuju balkon kita disuguhi pemandangan laut dan pulau rubiah yang sangat indah.

Sunrise di Iboih
Minggu 30 Maret 2014. Terus terang ga terlalu bisa tidur nyenyak juga karena kepikiran belum nge-charge hp. Akhirnya tengah malam bela-belain bangun untuk ngecharge hp dan finally subuh tiba, siap-siap untuk hunting sunrise dari balkon kamar. Dan beneran aja, pemandangannya bagus banget.

Keliling Pulau Rubiah
Masyarakat dan para turis sudah mulai banyak yang beraktifitas ketika kami keluar dari penginapan. Sasaran pertama adalah sarapan, dengan Rp. 15.000,-/porsi udah dapat sepiring nasi gurih dan tengah hangat. Selesai sarapan, segera kami menyewa pelampung dan kacamata renang, dimana harga per item nya adalah Rp. 15.000,-/item. Segera setelah itu kami menyewa boat kaca untuk mengelilingi pulau rubiah yang harga sewanya rp. 350.000,-. Kami menyewa boat kaca agar dapat melihat pemandangan dibawah laut. Sempat terlihat bintang laut dan beberapa jenis ikan. Selain itu kami juga sempat melihat karang batik. Istilah yang digunakan oleh penduduk lokal untuk menggambarkan keindahan karang laut yang mirip dengan motif batik.

Swimming and Snorkeling
Ditengah perjalanan, kami berhenti disuatu dermaga yang terhubung dengan kafe-kafe. Melewati kafe tersebut kami mulai berjalan kaki dan mencari lokasi untuk aktifitas berenang dan snorkeling. Ups, benarkah berenang dan snorkeling? Ternyata tidak juga. Karena pada akhirnya cuma sekedar mandi laut biasa, itupun ada cerita terkena karang pula di kaki dan pergelangan tangan. Harus diakui, sudah lama sekali saya ga mandi laut. Namun, karena penasaran juga dengan pelampung dan kacamata renang yang telah kami sewa, saya mulai belajar renang dan snorkeling juga. Belajar ecek-ecek karena cepat panik saat udah di tengah lautan.

0 Km
Selesai aktifitas laut, segera bersiap-siap untuk check out. Oya, biaya penginapan di Erick Green House untuk kamar yang memakai kipas angin yaitu Rp 400.000,-. Karena kami patungan berenam, jadinya lebih murah lagiJ. Segera kami belanja dan foto-foto dan menuju km 0. Jarak Iboih ke Km 0 sekitar 23 km dan medannya kurang lebih sama dengan perjalan dari Kota Sabang ke Iboih. Sempat-sempatin foto di Km 0 dan makan siang indomie dan teh dingin dengan Rp. 17.000,- per porsinya. Waktu pulang terlihat banyak turis asing yang menuju ke tempat ini.


Kota Sabang
Dari 0 km, kami menuju ke Kota Sabang. Ga terlalu ingat juga berapa lama waktu tempuhnya. Tapi sekitar 1 jam perjalanan. Sesampai di Kota Sabang kami singgah di Sabang Fair untuk menikmati pemandangan lautan lepas dengan pulau-pulaunya. Magrib tiba, kami menuju Mesjid Raya Sabang untuk Shalat Magrib berjamaah. Segera setelah itu kami menuju Wisma Cempaka untuk meletakkan barang-barang dan keluar lagi untuk berwisata kuliner. Niat hati ingin makan sate gurita atau mie jalak atau makanan lain khas Sabang. Namun, ternyata belum rezeki kami untuk menikmati makanan tersebut. Setelah singgah di beberapa tempat, makanan yang kami inginkan sudah habis. Akhirnya, kami makan ditempat makan biasa dengan menu biasa pulaJ. Segera setelah itu juga mulai hunting barang khas sabang.

Wisma Cempaka
31 Maret 2014. Pagi-pagi segera check out dari Wisma Cempaka. Karena ada beberapa tempat yang ingin dikunjungi sebelum menuju ke Balohan. Oya, Wisma Cempaka ini termasuk penginapan yang rekomended laa. Kami sewa kamar yang ber-AC dengan biaya Rp. 180.000,-/malam. Murah bangetkan. Apalagi fasilitas yang didapat yaitu double bed, kamar mandi dalam kamar, ada TV kabel, dan lemari. Cukup bagus untuk dijadikan pilihan jika menginap di Kota Sabang. Tapi sayang sekali saya lupa untuk mengabadikannya di kamera.

Taman Kota
Keluar dari Wisma Cempaka, kami segera menuju taman didepan kantor walikota sabang. Taman cantik dengan, lagi-lagi, pemandangan laut didepannya.

Sumur Tiga
Singgah di Sumur Tiga, dan begitu terpesona dengan keindahan pasir putih dan kejernihan lautnya. Insha Allah kalo ada kesempatan ke Sabang lagi, pengen nginap di daerah dekat Sumur Tiga.

Benteng Jepang
Tujuan terakhir yaitu singgah ke Benteng Jepang. Benteng ini terletak didataran tinggi. Untuk menuju ke sini harus menaiki anak tangga yang banyak. Terasa banget olahraganya. Dari Benteng ini bisa melihat lautan lepas. Jika hari cerah, pemandangan lautnya indah sekali, kata seorang teman. Dan deburan ombaknya bisa mencapai tempat kita berdiri. Ngeri juga ya. Namun, saat kami datang cuaca tidak terlalu cerah dan laut pun begitu tenang. Sampai-sampai kami bisa melihat bintang laut dengan jelas.

Balohan

Akhirnya, setelah singgah sana sini, sampai juga ke Balohan dan segera antri motor ke Kapal. Dan berangkat ke Banda pada pukul 14.00 dan tiba di Banda Aceh pukul 15.30 dengan kondisi ombak yang agak besar saat dalam perjalanan. Bagaimanapun, alhamdulillah bisa sampe rumah lagi dengan selamatJ.

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...