Tuesday, May 31, 2011

Keindahan Pantai Ujong Batee



         Pantai yang memiliki eksotika keindahan laut yang memukau. Inilah kesan pertama ketika saya mendatangi tempat ini. Ujong Batee menawarkan pemandangan laut yang sangat luar biasa. Pantai ini memiliki kekhasan tersendiri, laut yang berkilau seperti kristal karena terpantul sinar matahari, pasir pantai yang agak kehitaman, udara yang sejuk, deburan ombak yang terus memanggil untuk disentuh dan pemandangan gunung-gunung disekitarnya. Pantai ini membuat kita tidak akan berhenti berdecak kagum ketika menginjakkan kaki disana sembari melihat keindahan-keindahan yang ada di depan mata.


          Pantai ini sangat cocok menjadi salah satu tujuan utama wisata di Aceh, selain karena pemandangan pantainya yang indah, ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang memiliki hobi berenang, bermain ombak, dan barbeque-an bersama keluarga. Bagi mereka yang hanya ingin menikmati pemandangan sekitar, pantai ini juga menyediakan banyak tempat istirahat yang menghadap langsung ke pantai sehingga memberikan kesempatan untuk bersantai sambil menikmati pemandangan pantai yang indah. Ditambah lagi, tersedianya gerai makanan yang menawarkan beberapa menu makanan serta es kelapa muda yang lezat yang menambah kenikmatan dalam bersantai.
          Tempat ini juga sesuai untuk membuat acara piknik bersama orang terdekat. Seperti halnya saya dan teman-teman, yang membuat acara syukuran kelulusan kami di pantai ini. Menurut pengalaman saya, acara piknik di Ujong Batee begitu menyenangkan karena tersedianya tempat untuk membakar ayam dan menikmati menu masakan kami dalam kebersamaan. Sehingga tidak heran, setiap kali membuat acara ‘graduation party’ kami memilih untuk datang ke pantai ini. Intinya, jika ingin mengunjungi tempat wisata Aceh yang indah dan menawan, datanglah ke Pantai Ujong Bateehttp://photos1.blogger.com/blogger/7678/802/1600/smile.gif. Let’s visit Aceh, let’s visit Pantai Ujong Batee.

Thursday, May 19, 2011

Ranah 3 Warna






Buku kedua dari novel trilogi Negeri 5 Menara. Novel ini merupakan lanjutan dari pengalaman Alif setelah lulus dari Pondok Madani. Pada tulisan ini, saya tidak menulis tentang detil cerita novel tersebut. Tetapi hanya ingin menulis tentang beberapa hal menarik yang ditekankan oleh penulis pada novelnya, seperti “Man Shabara Zhafira” yang berarti siapa saja yang bersabar akan beruntung. Berikut ini beberapa motivasi lainnya yang saya catat ketika membaca buku ini:

Sungguh didalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapai.
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. (Imam Syafi’i)
Jangan menyerah. Menyerah berarti menunda masa senang di masa mendatang.
Melakukan segenap upaya diatas rata-rata, sempurnakan kerja keras dengan doa, dan serahkan kepada putusan Tuhan, ikhlaskan semua.
Jadilah orang yang gila ilmu.
Hidup ini adalah masa penyerahan diri yaitu siapa saja yang mewakilkan urusannya kepada Tuhan, maka Dia akan ‘mencukupkan’ semua kebutuhan kita.
‘Cukup’, itu yang seharusnya kita cari. Apa artinya banyak harta tetapi tidak pernah merasa cukup.
Segala sesuatu yang besar di dunia ini dimulai dengan tulisan. Maka tulislah hal-hal terbaik.
Jangan pernah merasa menjadi pihak yang rugi dan kalah, tetapi orang lainya yang mungkin rugi.
Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. Ayo gunakan waktu seefisien dan sebaik mungkin. Mulai sekarang, detik ini juga.
Dari tempat yang tidak disangka-sangka. Rezeki Allah memang bisa datang dari mana saja dan kapan saja.
Gunakan penolakan sebagai jalan untuk lebih memperbaiki diri dan bermimpi lebih besar lagi.
Kombinasi Man Jadda Wajada dan Man Shabara Zhafira adalah kesuksesan.
Dan sungguh, Dia selalu memberi yang terbaik.
Iza sadaqal Azmu Wadaha Sabil. Kalau sudah jelas dan benar keinginan, akan terbukalah jalan.
***
The second book of the trilogy novels Negeri 5 Menara. This novel continues the story of Alif’s experiences after graduating from Pondok Madani (PM). I won't write about the story, but just wanted to write about some interesting points that the authors emphasize in the novel, like “Man Shabara Zhafira” which means anyone who is patient will be lucky and here are some other points which I highlighted when I read this novel:

Life will be sweeter after weary struggle.
Do not ever give up. Give up means that we postpone our pleasure time in the future.
Going the extra miles, make perfect of your hard work with a prayer and surrender the decision to Allah, ikhlas for everything.
Always love knowledge, be ‘knowledgeholic’.
‘sufficient’, that’s the word that we need to look for. It’s useless having much wealth but never feel enough.
big things in this world begins with the words, then write the best things.
Our duty is doing the best thing that we can to achieve the best prosperity.
Success is the combination of Man Jadda Wajada and Man Zhafara Zafira.
The ability to express ideas through writing is an evidence of nations’ high civilization.
And it is true that our Lord always give the best things for us.



Thursday, May 12, 2011

Tuesday, May 10, 2011

Negeri 5 Menara





~Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar~

Novel ini merupakan salah satu novel motivasi Indonesia yang mengajak pembacanya untuk menyadari tentang kekuatan mimpi dan keseriusan. Pengarang novel ini, A. Fuadi, menekankan pentingnya melakukan usaha yang lebih untuk mewujudkan impian kita. Dia mengulang sebuah ungkapan Arab berkali-kali dalam novel tersebut— “Man Jadda Wajada” yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Hal ini menunjukkan bahwa penulis ingin menyampaikan suatu pesan bahwa harus ada suatu kolaborasi yang bagus antara usaha yang kita lakukan untuk mewujudkan impian kita yang tidak terbatas dengan doa. Setelah melakukan kedua hal ini, bertawakal dan ikhlas untuk setiap keputusan-Nya.

Novel ini menceritakan tentang pengalaman hidup seorang Alif yang meninggalkan kampung halamannya, Sumatra Barat, untuk menuntut ilmu di daerah lain di Indonesia, Jawa Timur, selama empat tahun. Di Pondok Madani  (PM), dia bener2 belajar banyak hal— Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Pidato, Fotografi dan Menulis. Alif mempunyai lima orang sahabat baik yang mereka sering menghabiskan waktu bersama— Atang (Bandung), Baso (Gowa), Dulmajid (Sumenep), Raja (medan), dan Said (Mojokerto). Mereka sangat dekat satu sama lain, sering belajar bersama di bawah menara Mesjid PM, berbicara tentang impian2 mereka dimasa depan. Sampai suatu hari mereka telah lulus dari PM dan kembali ke kampong halaman masing2 dan tinggal kembali dengan keluarga mereka dan memulai langkah baru di dunia nyata.

Dengan membaca novel ini, kita mendapat gambaran kehidupan siswa2 di pesantren dalam imajinasi kita, kegiatan harian mereka— beraktivitas dari awal pagi sampai larut malam, target belajar bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam beberapa bulan, proses belajar mereka untuk berpidato dan belajar menjadi pemimpin. Kebiasaan khusus selama ujian, yaitu Sahirul Lail yang berarti belajar dan membaca buku untuk mereview pelajaran sampai larut malam.

Dalam novel ini, pengarang memberikan dua tips untuk sukses. Pertama, going the extra miles yang berarti berusaha di atas rata2 orang lain. Contohnya, jika orang lain belajar hanya satu jam, kita bisa berusaha untuk belajar 3 atau 5 jam. Jadi, kita butuh melakukan usaha lebih dibandingkan dengan orang lain. Kedua, kita harus belajar untuk tidak mengizinkan diri dipengaruhi orang lain, suasana, atau apapun. Terus terang, dua tips ini masih sulit untuk saya pribadi lakukan :”>, tapi mudah2an tulisan ini bisa menjadi pengingat dan motivasi bagi saya untuk lebih bersungguh2. 


***
~Never underestimate your dreams, even as high as any. God always hear~

This novel is one of the Indonesian motivation novels which encourage readers to realize the power of dreams and seriousness. The author, A. Fuadi, emphasize the importance of doing an extra effort to make our dreams come true. He repeated an Arab expression in his novel so many times, “Man Jadda Wajada” which means everybody who seriously will succeed. It illustrated that the author want to convey the message that there is a need of good collaboration between the effort to achieve our unlimited dreams and doa. After doing those two things, it’s time for tawakkal and learn to ikhlas for His decision, therefore we wi not stress in our life.

The novel tells us about interesting life experiences of Alif who left his hometown, West Sumatra, to pursue knowledge in the other part of Indonesia, East Java, for four years. He learnt much English and Arab Language, Speech, Photograph and Writing during his schooldays. He has five best friends whom he always spends time together—Atang (Bandung), Baso (Gowa), Dulmajid (Sumenep), Raja (Medan) and Said (Mojokerto). They close each other, often study together below the tower of Pondok Madani Mosque (PM Mosque), talked about their dreams, their ambition in the future. Until one day they have graduated from PM and went back to their hometown and they restarted living with their family and begin a new step in the real world.

By reading this novel, we will observe the life of students in Islamic Boarding Schools in our imagination, their daily activities—learning from early morning to midnight, the target to master Arab language and English in the first four months for the first year students (and they did it~! ckckck), their process to be able to speech and learnt to be a leader. Their special habits during examination—do “Sahirul Lail” which means learning and reading books until midnight.

The author gives two tips for success. The first, going the extra miles which means does not give up in average level. For example, if other people study only one hour, we need to study 3 or 5 hours. So, we need to do more effort, give more time than other people. The second, we have to learn not to allow anyone, any situation, and anything affect ourselves. Hm, I hope I could implement these two tips in my real life, hopefully.  So, what else? If you need a novel to read, it will be a good choice then .

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...