Saturday, June 22, 2013

Etika Penelitian dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah #1




Ethics become one of crucial issues in the field of research. We can define the ethics as a concept which distinguish between something you may do or not. We need to put attention in ethics while doing a research in order to avoid some aspects which may disserve ourselves or others.

The lecturer said that the research bases are aimed to present knowledge and to promote the values ​​that are important for collaborative work. Research ethics should help researchers to conduct a public test so that the research results can be applied in a public life.

The main objective standards of research ethics is to protect the rights of people who investigated and researchers and ensure the accuracy of the knowledge generated and also protecting intellectual property rights.

Perancangan dan Penyusunan Proposal



The class started by discussing the definition of research then some point should be included in the proposal. Well, I saw that the slides are only four, but our class is running for three hours, what a great lecturer! J. The lecturer gave us many examples about how to design a research proposal. In the end we have to make our own research example XD. This is the most difficult part during the class I guess, especially to me,, it took times to accomplished it and compared to other ideas..my research idea was so umm ordinary.
A good research is a research which can be a base of government policies. It means that a research has an important role in determining some policies in a nation. That is way we should get accustomed to it.

Wednesday, June 5, 2013

Filsafat Berpikir


Masi membahas tentang filsafat. Mari kita cek QS 18:103-105.
“Katakanlah: “apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”.  Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu adalah orang-orang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan perjumpaan dengan Dia.  Maka terhapuslah amalan-amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka di hari kiamat.” (QS. Al-Kahfi :103-105)

Ayat ini ditujukan kepada tiap individu dimana pesan filosofi ayat ini bahwa hendaknya kita jangan sibuk dengan kekurangan orang lain. Tetapi sibuklah berpikir kritis, merenung, refleksi atau meneliti diri kita sendiri, jangan sampai kita merasa telah berbuat banyak kebaikan, nyata-nyatanya dalam pandanganNya kita ga berbuat apa-apa, hingga kita jadi orang yang merugi.

Filsafat berpikir merupakan usaha menggunakan kemampuan berpikir dengan akal dimana hal ini diawali dengan iqra’. Peranan iqra’ sangat penting dalam proses berpikir. Kenapa? Karena iqra yang akan meluaskan semesta ilmu manusia.

Menanggapi sebuah pertanyaan, kalo ga salah, pemateri mengatakan bahwa ada dua kondisi awal manusia, yaitu kondisi pre-determinasi dan free-will. Pre-determinasi adalah kondisi yang tidak ada pilihannya. Dimana manusia tidak bisa memilih jenis kelamin, warna kulit, dll.  Allah tidak akan bertanya kepada manusia mengenai hal ini karena fungsinya sudah jelas. Kondisi free-will adalah kondisi dimana manusia dapat menentukan pilihan dan Allah akan bertanya mengenai hal ini. Misalnya, mulut fungsinya jelas untuk makan dan Allah ga akan bertanya pada kita tentang ini, tapi yang bakal ditanya olehNya adalah apa yang kita makan, halal atau tidak?  darimana dapatnya? Dsb.

Berpikir merupakan metodologi bagi kita untuk menghindari kekerasan. Fenomena yang sering kita lihat di masyarakat bahwa masyarakat kurang memiliki kemampuan berdialektika sehingga ketika ada masalah, jalur kekerasan menjadi pilihan untuk menyelesaikan masalah. Padahal, jika ada masalah, ada baiknya jika didiskusikan dengan baik-baik. Idealnya sih utamakan intelegensi bukan emosi.

Tulisannya jadi ngalor ngidul gini, karena penjelasannya materinya berdasarkan diskusi. Harap maklum :D.


Filsafat Ilmu dan Penelitian

Pada pertemuan kedua Sekolah Riset, kami belajar mengenai Filsafat Ilmu dan Penelitian. Di awal kuliah, pemateri menyampaikan pesan-pesan Qurani yang menjadi rujukan utama dalam meneliti, yaitu QS Al-'Alaq: 1-5. Seperti yang kita tahu bahwa surat ini merupakan surat pertama yang mengajak kita untuk membaca, tidak hanya dalam artian membaca buku tapi juga membaca alam. Selain itu QS Ali Imran: 190-191, yaitu
..Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau dan peliharalah kami dari siksa api neraka.


Ayat diatas menggambarkan ungkapan seorang peneliti, yang dari hasil ‘membaca’ nya kemudian menyimpulkan bahwa semua yang ada di alam semesta ini diciptakan dengan maksud tertentu.

Adapun penelitian itu diawali dengan rasa ingin tahu kita yang disertai dengan proses berpikir. Rasa penasaran ini kemudian diekspresikan dengan pertanyaan-pertanyaan. Jika dilihat dari definisi ini, maka saya yakin bahwa setiap orang pasti dapat menjadi peneliti. Karena pastinya kita senantiasa punya rasa ingin tahu.
Dilingkungan akademik dikenal istilah penelitian ilmiah. Ilmiah yang dimaksud disini bahwa penelitian dilakukan secara sistematis, logis dan berdasarkan realitas, bukan opini. Nah, budaya penelitian ilmiah ini yang sangat penting untuk dikembangkan. Karena banyak sisa-sisa misteri di alam ini yang belum terungkap. Dimana sisa-sisa misteri ini bisa jadi lebih banyak dari misteri yang telah terungkap J.

Nah, gimana caranya supaya meneliti bisa menjadi budaya dikalangan kita? Tentunya banyak faktor yang menentukan, seperti SDM, dana, mengubah paradigma bahwa penelitian itu sulit menjadi penelitian itu walau sulit pasti bisa dilakukan. Trus apa hubungannya penelitian dengan filsafat?

Filsafat itu adalah berpikir mendalam yang mendukung dalam melakukan penelitian. Asal muasal filsafat adalah karena adanya ketakjuban atau kekaguman atas sesuatu, adanya ketidak puasan atau keingintahuan yang pada diri seseorang. Bisa dibilang, dengan berpikir mendalam akan melatih kita untuk berpikir tingkat tinggi. Kalo istilah pematerinya filsafat dapat menghasilkan generasi berlangit tinggi dimana proses pembumiannya dengan penelitian.

Perkuliahan ini ramai dengan diskusi, dimana pertanyaan yang muncul begitu menggigit, tapi ga semua pada nanya. Sampe-sampe pematerinya mengingatkan agar kehadiran diperkuliahan jangan hanya kehadiran fisik tapi juga harus ada kehadiran jiwa intelektual. Btw, saya salah satu yang tertohok dengan kalimat di atas, coz, I’m really really good listener in the class :D.

Tapi ya, kalo yang saia lihat, ketika orang belajar filsafat, mereka cenderung banyak bertanya. Well, this is good, tapi bukan berarti semua hal perlu dipertanyakan. 

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...