Wednesday, June 5, 2013

Filsafat Ilmu dan Penelitian

Pada pertemuan kedua Sekolah Riset, kami belajar mengenai Filsafat Ilmu dan Penelitian. Di awal kuliah, pemateri menyampaikan pesan-pesan Qurani yang menjadi rujukan utama dalam meneliti, yaitu QS Al-'Alaq: 1-5. Seperti yang kita tahu bahwa surat ini merupakan surat pertama yang mengajak kita untuk membaca, tidak hanya dalam artian membaca buku tapi juga membaca alam. Selain itu QS Ali Imran: 190-191, yaitu
..Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau dan peliharalah kami dari siksa api neraka.


Ayat diatas menggambarkan ungkapan seorang peneliti, yang dari hasil ‘membaca’ nya kemudian menyimpulkan bahwa semua yang ada di alam semesta ini diciptakan dengan maksud tertentu.

Adapun penelitian itu diawali dengan rasa ingin tahu kita yang disertai dengan proses berpikir. Rasa penasaran ini kemudian diekspresikan dengan pertanyaan-pertanyaan. Jika dilihat dari definisi ini, maka saya yakin bahwa setiap orang pasti dapat menjadi peneliti. Karena pastinya kita senantiasa punya rasa ingin tahu.
Dilingkungan akademik dikenal istilah penelitian ilmiah. Ilmiah yang dimaksud disini bahwa penelitian dilakukan secara sistematis, logis dan berdasarkan realitas, bukan opini. Nah, budaya penelitian ilmiah ini yang sangat penting untuk dikembangkan. Karena banyak sisa-sisa misteri di alam ini yang belum terungkap. Dimana sisa-sisa misteri ini bisa jadi lebih banyak dari misteri yang telah terungkap J.

Nah, gimana caranya supaya meneliti bisa menjadi budaya dikalangan kita? Tentunya banyak faktor yang menentukan, seperti SDM, dana, mengubah paradigma bahwa penelitian itu sulit menjadi penelitian itu walau sulit pasti bisa dilakukan. Trus apa hubungannya penelitian dengan filsafat?

Filsafat itu adalah berpikir mendalam yang mendukung dalam melakukan penelitian. Asal muasal filsafat adalah karena adanya ketakjuban atau kekaguman atas sesuatu, adanya ketidak puasan atau keingintahuan yang pada diri seseorang. Bisa dibilang, dengan berpikir mendalam akan melatih kita untuk berpikir tingkat tinggi. Kalo istilah pematerinya filsafat dapat menghasilkan generasi berlangit tinggi dimana proses pembumiannya dengan penelitian.

Perkuliahan ini ramai dengan diskusi, dimana pertanyaan yang muncul begitu menggigit, tapi ga semua pada nanya. Sampe-sampe pematerinya mengingatkan agar kehadiran diperkuliahan jangan hanya kehadiran fisik tapi juga harus ada kehadiran jiwa intelektual. Btw, saya salah satu yang tertohok dengan kalimat di atas, coz, I’m really really good listener in the class :D.

Tapi ya, kalo yang saia lihat, ketika orang belajar filsafat, mereka cenderung banyak bertanya. Well, this is good, tapi bukan berarti semua hal perlu dipertanyakan. 

No comments:

Post a Comment

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...