Saturday, August 20, 2011

Lailatul Qadar


Keutamaan Lailatul Qadar
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (Al-Qadr:1-3)

Waktu Malam Lailatul Qadar
Lailatul Aadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari Bulan Ramadhan (HR.Ahmad, Al-Bukhari dan Abu Dawud)
Carilah ia (Lailatul Qadar) pada sepuluh malam yang terakhir dari Bulan Ramadhan (Muttafaqun Alaih)

Bangun dan berdoa pada malam Lailatul Qadar
”Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni”
Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan yang suka member ampunan, maka ampunilah aku (HR. At-Tarmidzi)

Barangsiapa bangun pada malam lailatul qadar karena dorongan iman dan mengharapkan pahala, maka diberikan ampunan baginya atas dosanya yang telah lalu (Muttafaqun Alaih)
~Banda Aceh, 20 Agustus 2011~

Thursday, August 11, 2011

Ramadhan Love Story


Satu waktu di bulan Ramadhan, saya pernah ‘terjebak’ diantara muslimah2 yang alhamdulillah mereka semua sudah menikah. Muslimah2 itu ada yang lebih tua dan ada yang lebih muda dari saya.
Saat itu ada yang bertanya tentang proses pernikahan mereka dan mengalirlah cerita2 dari mereka. Hm, banyak versi pastinya dan diantara cerita2 itu ada satu proses pernikahan seorang akhwat yang saya masih ingat sampe sekarang karena rada2 ga percaya waktu dengar ceritanya.
Akhwat itu (mungkin) ada niat untuk menikah tapi karena belum ada calon, jadinya belum tau pasti kapan akan menikah. Suatu hari si akhwat ini ditawari oleh guru ngajinya untuk berkenalan dengan seorang pemuda. Pemuda itu (kalo ga salah) adik guru ngajinya si akhwat yang pada saat itu sedang merantau di negeri orang. Pemuda itu berpesan pada kakaknya bahwa dia hanya punya waktu liburan seminggu untuk pulang ke Indonesia dan berharap dalam waktu seminggu itu bisa segera menikah.
Perhatikan kata2 itu..”seminggu” alias tujuh hari dimana pemuda itu ada calon yang ditawarkan oleh sang kakak, tapi masih belum tau apa bakal cocok atau tidak. Tapi dia berharap untuk bisa segera menggenapkan setengah diennya dalam rentang waktu yang singkat itu. Dalam pandangan orang2 mungkin ada yang menganggap pemuda itu kurang realistis. Mungkin ada yang berpikir bahwa harapan pemuda itu terlalu tinggi dan bakal sulit terealisasi dalam waktu sesingkat itu.
Tapi, yaa, begitulah. Keajaiban itu terjadi. Seperti yang kalian tahu endingnya, dalam waktu seminggu itu, saat sang pemuda balik ke Indonesia, si pemuda dan si akhwat ini berkenalan dan alhamdulillah mereka bisa saling menerima, juga mendapat restu dari orang tua dan akhirnya mereka menikah dan si akhwat ikut sang pemuda (yang telah menjadi suaminya) merantau. Saat bercerita itu, si akhwat sedang mengandung anak kedua, alhamdulillah. Moga berkah selalu pernikahan mereka. Amin.
Saya pribadi saat mendengar cerita ini merasa takjub sekaligus heran. “Jadi, cuma seminggu aja prosesnya?” Mbak itu bilang, “Iya, dari pertama kenalan, urusan ke KUA dan mempersiapkan acara pernikahan, alhamdulillah dilancarkan oleh Allah”. Ckckck, cuma seminggu lho prosesnya. Di zaman kayak giniii, alhamdulillah masih ada proses pernikahan yang mudah dan cepat kayak gitu, kirain cuma di zaman Rasulullah aja.
Subhanallah ya..hikmah apa yang bisa diambil dari cerita ini? Menurut saya, Insya Allah yang namanya jodoh, pasti bakal jumpa juga. Kalo dia masih jauh, Insya Allah akan didekatkan. Jika sudah dekat, Insya Allah akan sampai waktunya untuk bertemu. Trus, jika Allah memang menghendaki kemudahan apa saja bisa terjadi.
Kalo teringat2 proses pernikahan si akhwat ini, jadi sering senyum2 sendiri. Skenario Allah memang keren dan tidak terduga. Diatas semuanya, kembali lagi ke niat, mungkin niat mereka memang benar2 tulus dan ikhlas untuk menikah, untuk belajar menerima satu sama lain walaupun belum kenal sebelumnya. Yaa itulah kemudahan atas niat baik dan keikhlasan. Insya Allah, jika sudah jelas dan benar keinginan, akan terbukalah jalan.
.:Banda Aceh, 11 Agustus 2011:. 

Saturday, August 6, 2011

Tarbiyah Dzatiyah



Apa itu tarbiyah dzatiyah? tarbiyah itu berarti pembinaan. Sedangkan tarbiyah dzatiyah adalah suatu pembinaan yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri atau bisa juga diartikan sebagai kesadaran diri kita sendiri untuk membina diri agar menjadi lebih baik.  

Kenapa tarbiyah dzatiyah penting? Dalam bukunya, penulis menyebutkan beberapa poin yang menyatakan bahwa melakukan tarbiyah dzatiyah itu penting bagi diri kita, karena:
Menjaga diri harus lebih didahulukan daripada menjaga orang lain
Sejalan dengan yang tersebut dalam QS At Tahrim ayat 6:
“Hai orang2 yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.
Perhatikan urutan dalam ayat ini, jaga diri kemudian baru keluarga. Ini menunjukkan bahwa menjaga diri sendiri harus lebih diutamakan, baru kemudian menjaga keluarga. Karenanya, tarbiyah dzatiyah itu penting.

Hisab di hari akhir bersifat individual
Ini berarti bahwa setiap orang kelak akan dimintai pertanggung jawabaan tentang diri dan segala perbuatannya (baik ataupun buruk) secara individual bukan kolektif.
“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat” (QS. Maryam:95)
“Setiap orang dari kalian pasti diajak bicara Tuhannya, tanpa penerjemah antara dirinya dengan-Nya” (Muttafaq Alaih)
Menulis poin ini, jadi merenung, apa kabar saya nantinya di hari akhir? Semoga Allah memudahkan hisab saya dan kita semua di hari akhir. Amiin.

Lebih mampu mengadakan perubahan
Setiap kita pasti punya aib, kekurangan, kelalaian dan maksiat yang kita sendiri yang lebih tau. Dengan adanya tarbiyah dzatiyah, memberikan kesempatan bagi kita untuk introkpeksi dan berupaya untuk memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang pernah diperbuat.

Dibuku tersebut juga dijelaskan bagaimana kita melakukan tarbiyah dzatiyah, seperti melakukan muhasabah, bertaubat dari segala dosa, berdoa kepadaNya, menambah ilmu dan wawasan kita, dan lain-lain.

~di ambil dari buku Tarbiyah Dzatiyah karangan Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan~
.:Banda Aceh, 5 Agustus 2011:.

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...