Thursday, August 11, 2011

Ramadhan Love Story


Satu waktu di bulan Ramadhan, saya pernah ‘terjebak’ diantara muslimah2 yang alhamdulillah mereka semua sudah menikah. Muslimah2 itu ada yang lebih tua dan ada yang lebih muda dari saya.
Saat itu ada yang bertanya tentang proses pernikahan mereka dan mengalirlah cerita2 dari mereka. Hm, banyak versi pastinya dan diantara cerita2 itu ada satu proses pernikahan seorang akhwat yang saya masih ingat sampe sekarang karena rada2 ga percaya waktu dengar ceritanya.
Akhwat itu (mungkin) ada niat untuk menikah tapi karena belum ada calon, jadinya belum tau pasti kapan akan menikah. Suatu hari si akhwat ini ditawari oleh guru ngajinya untuk berkenalan dengan seorang pemuda. Pemuda itu (kalo ga salah) adik guru ngajinya si akhwat yang pada saat itu sedang merantau di negeri orang. Pemuda itu berpesan pada kakaknya bahwa dia hanya punya waktu liburan seminggu untuk pulang ke Indonesia dan berharap dalam waktu seminggu itu bisa segera menikah.
Perhatikan kata2 itu..”seminggu” alias tujuh hari dimana pemuda itu ada calon yang ditawarkan oleh sang kakak, tapi masih belum tau apa bakal cocok atau tidak. Tapi dia berharap untuk bisa segera menggenapkan setengah diennya dalam rentang waktu yang singkat itu. Dalam pandangan orang2 mungkin ada yang menganggap pemuda itu kurang realistis. Mungkin ada yang berpikir bahwa harapan pemuda itu terlalu tinggi dan bakal sulit terealisasi dalam waktu sesingkat itu.
Tapi, yaa, begitulah. Keajaiban itu terjadi. Seperti yang kalian tahu endingnya, dalam waktu seminggu itu, saat sang pemuda balik ke Indonesia, si pemuda dan si akhwat ini berkenalan dan alhamdulillah mereka bisa saling menerima, juga mendapat restu dari orang tua dan akhirnya mereka menikah dan si akhwat ikut sang pemuda (yang telah menjadi suaminya) merantau. Saat bercerita itu, si akhwat sedang mengandung anak kedua, alhamdulillah. Moga berkah selalu pernikahan mereka. Amin.
Saya pribadi saat mendengar cerita ini merasa takjub sekaligus heran. “Jadi, cuma seminggu aja prosesnya?” Mbak itu bilang, “Iya, dari pertama kenalan, urusan ke KUA dan mempersiapkan acara pernikahan, alhamdulillah dilancarkan oleh Allah”. Ckckck, cuma seminggu lho prosesnya. Di zaman kayak giniii, alhamdulillah masih ada proses pernikahan yang mudah dan cepat kayak gitu, kirain cuma di zaman Rasulullah aja.
Subhanallah ya..hikmah apa yang bisa diambil dari cerita ini? Menurut saya, Insya Allah yang namanya jodoh, pasti bakal jumpa juga. Kalo dia masih jauh, Insya Allah akan didekatkan. Jika sudah dekat, Insya Allah akan sampai waktunya untuk bertemu. Trus, jika Allah memang menghendaki kemudahan apa saja bisa terjadi.
Kalo teringat2 proses pernikahan si akhwat ini, jadi sering senyum2 sendiri. Skenario Allah memang keren dan tidak terduga. Diatas semuanya, kembali lagi ke niat, mungkin niat mereka memang benar2 tulus dan ikhlas untuk menikah, untuk belajar menerima satu sama lain walaupun belum kenal sebelumnya. Yaa itulah kemudahan atas niat baik dan keikhlasan. Insya Allah, jika sudah jelas dan benar keinginan, akan terbukalah jalan.
.:Banda Aceh, 11 Agustus 2011:. 

4 comments:

  1. Insya Allah saya pulang bulan ini dan lebih seminggu
    tolong carikan juga ya :D
    bisakan? lebih dari 7 hari lo ;)

    ReplyDelete
  2. pengen sih bantu,
    tapi setelah kk pikir2
    lebih baik minta tolong sama yg udah nikah aja, karena mereka lebih pengalaman..
    gpp ya? :)

    ReplyDelete
  3. hehehe..
    ada yang bisa gitu.. luar biasa deh :)
    amii.. link ke blog wis udah di update kan say?? :D

    pa kabar? koq pa pernah ol lagi ym nya?

    ReplyDelete
  4. awak nyan hana meno meudeh wis
    patut dicontoh..

    belum di update wis,
    uda coba, belum berhasil
    ntar di coba lagi

    baik2 saja
    iya nih, habis tarawih biasanya langusng tidur ja..supaya ga ngantuk pas sahur..=D

    ReplyDelete

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...