Tuesday, May 10, 2011

Negeri 5 Menara





~Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar~

Novel ini merupakan salah satu novel motivasi Indonesia yang mengajak pembacanya untuk menyadari tentang kekuatan mimpi dan keseriusan. Pengarang novel ini, A. Fuadi, menekankan pentingnya melakukan usaha yang lebih untuk mewujudkan impian kita. Dia mengulang sebuah ungkapan Arab berkali-kali dalam novel tersebut— “Man Jadda Wajada” yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Hal ini menunjukkan bahwa penulis ingin menyampaikan suatu pesan bahwa harus ada suatu kolaborasi yang bagus antara usaha yang kita lakukan untuk mewujudkan impian kita yang tidak terbatas dengan doa. Setelah melakukan kedua hal ini, bertawakal dan ikhlas untuk setiap keputusan-Nya.

Novel ini menceritakan tentang pengalaman hidup seorang Alif yang meninggalkan kampung halamannya, Sumatra Barat, untuk menuntut ilmu di daerah lain di Indonesia, Jawa Timur, selama empat tahun. Di Pondok Madani  (PM), dia bener2 belajar banyak hal— Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Pidato, Fotografi dan Menulis. Alif mempunyai lima orang sahabat baik yang mereka sering menghabiskan waktu bersama— Atang (Bandung), Baso (Gowa), Dulmajid (Sumenep), Raja (medan), dan Said (Mojokerto). Mereka sangat dekat satu sama lain, sering belajar bersama di bawah menara Mesjid PM, berbicara tentang impian2 mereka dimasa depan. Sampai suatu hari mereka telah lulus dari PM dan kembali ke kampong halaman masing2 dan tinggal kembali dengan keluarga mereka dan memulai langkah baru di dunia nyata.

Dengan membaca novel ini, kita mendapat gambaran kehidupan siswa2 di pesantren dalam imajinasi kita, kegiatan harian mereka— beraktivitas dari awal pagi sampai larut malam, target belajar bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam beberapa bulan, proses belajar mereka untuk berpidato dan belajar menjadi pemimpin. Kebiasaan khusus selama ujian, yaitu Sahirul Lail yang berarti belajar dan membaca buku untuk mereview pelajaran sampai larut malam.

Dalam novel ini, pengarang memberikan dua tips untuk sukses. Pertama, going the extra miles yang berarti berusaha di atas rata2 orang lain. Contohnya, jika orang lain belajar hanya satu jam, kita bisa berusaha untuk belajar 3 atau 5 jam. Jadi, kita butuh melakukan usaha lebih dibandingkan dengan orang lain. Kedua, kita harus belajar untuk tidak mengizinkan diri dipengaruhi orang lain, suasana, atau apapun. Terus terang, dua tips ini masih sulit untuk saya pribadi lakukan :”>, tapi mudah2an tulisan ini bisa menjadi pengingat dan motivasi bagi saya untuk lebih bersungguh2. 


***
~Never underestimate your dreams, even as high as any. God always hear~

This novel is one of the Indonesian motivation novels which encourage readers to realize the power of dreams and seriousness. The author, A. Fuadi, emphasize the importance of doing an extra effort to make our dreams come true. He repeated an Arab expression in his novel so many times, “Man Jadda Wajada” which means everybody who seriously will succeed. It illustrated that the author want to convey the message that there is a need of good collaboration between the effort to achieve our unlimited dreams and doa. After doing those two things, it’s time for tawakkal and learn to ikhlas for His decision, therefore we wi not stress in our life.

The novel tells us about interesting life experiences of Alif who left his hometown, West Sumatra, to pursue knowledge in the other part of Indonesia, East Java, for four years. He learnt much English and Arab Language, Speech, Photograph and Writing during his schooldays. He has five best friends whom he always spends time together—Atang (Bandung), Baso (Gowa), Dulmajid (Sumenep), Raja (Medan) and Said (Mojokerto). They close each other, often study together below the tower of Pondok Madani Mosque (PM Mosque), talked about their dreams, their ambition in the future. Until one day they have graduated from PM and went back to their hometown and they restarted living with their family and begin a new step in the real world.

By reading this novel, we will observe the life of students in Islamic Boarding Schools in our imagination, their daily activities—learning from early morning to midnight, the target to master Arab language and English in the first four months for the first year students (and they did it~! ckckck), their process to be able to speech and learnt to be a leader. Their special habits during examination—do “Sahirul Lail” which means learning and reading books until midnight.

The author gives two tips for success. The first, going the extra miles which means does not give up in average level. For example, if other people study only one hour, we need to study 3 or 5 hours. So, we need to do more effort, give more time than other people. The second, we have to learn not to allow anyone, any situation, and anything affect ourselves. Hm, I hope I could implement these two tips in my real life, hopefully.  So, what else? If you need a novel to read, it will be a good choice then .

No comments:

Post a Comment

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...