Saturday, July 9, 2011

Wanita Jepang dan Pendidikan Anak

image
Ketika coba2 searching di Google dengan kata kunci “Wanita Jepang Mendidik Anak”, saya membaca beberapa tulisan yang menarik dan menginspirasi tentang perhatian wanita2 jepang terhadap pendidikan anaknya.
Sebagian besar wanita2 Jepang mempunyai kesadaran yang cukup tinggi terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu. Mereka sangat memperhatikan keluarganya, terutama pendidikan putra putrinya. Bangga menjalankan peran mereka sebagai pendidik utama bagi anak2 mereka. Mereka percaya bahwa pendidikan anak di rumah yang dilakukan oleh ibunya sendiri akan membawa hasil yang baik.
Di Jepang orang mempercayai bahwa seorang ibu seharusnya berpendidikan baik dan berpengetahuan cukup untuk bisa memenuhi tugasnya sebagai pendidik anak-anaknya. Bagi mereka, menjadi wanita karir memang baik dan penting tetapi berkarir untuk pendidikan dan masa depan anak-anaknya lebih penting. (sumber).
Sebagai tambahan, wanita Jepang menyadari bahwa mereka perlu untuk meletakkan pendidikan dasar pada masa-masa emas anak dan juga meletakkan dasar pendidikan karakter dan berperilaku sejak dini kepada anak-anaknya (sumber).
Setelah saya ingat2 lagi pengalaman tinggal di Fukui, baru saya mengerti mengapa salah seorang staf di divisi hubungan luar negeri di Universitas Fukui, memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya ketika dia akan menikah. Dan saya juga baru mengerti kenapa setiap sore ketika baru pulang dari kampus, saya melihat banyak anak-anak yang berkumpul di tempat bermain dekat apartemen selalu bersama ibunya.
Menjadi Ibu Rumah Tangga Professional dan Ibu Pendidik, hmm, itu yang dicontohkan oleh wanita Jepang. Akankah kita akan meneladani kebaikan yang dicontohkan oleh mereka? jika melihat kondisi masyarakat Indonesia, justru yang terjadi sebaliknya. Profesi Ibu Rumah Tangga (IRT) masih dianggap rendah. Menurut saya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi para IRT di Indonesia untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa anak2 hasil didikan mereka lebih unggul dalam hal imtaq dan iptek. Selain anak2 itu mempunyai wawasan yang luas, mereka juga mempunyai akhlak yang mulia sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi anak2 lainnya. Sungguh, bukan tugas yang ringan ya untuk menjadi IRT.  
Jadi teringat dengan perkataan Pak Mario Teguh, “Saya merasa beruntung sekali jika mempunyai seorang ibu yang professor yang bisa mendidik saya dengan baik, daripada ibu professor yang mendidik anak orang lain sedangkan saya diserahkan pada orang lain yang akhlak dan tutur katanya tidak bertanggung jawab”. Di sini Pak Mario mengingatkan bahwa karir pertama bagi seorang wanita adalah keluarga.
Fenomena wanita Jepang dan pendapat diatas sejalan dalam pandangan Islam bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak (sumber). Yang berarti bahwa baik atau tidaknya anak itu tergantung dari orang tua, terutama Ibu. Jika ibunya bisa mendidik dan menjadi teladan yang baik bagi anak2nya, Insya Allah anak2 itu akan mempunyai akhlak yang baik juga. Begitu juga sebaliknya. Mudah2an ada kesempatan bagi kita semua untuk meneladani kebaikan yang dimiliki oleh wanita2 Jepang itu. Amiin.  
.:Banda Aceh, 9 Juli 2011:.

2 comments:

  1. wah, masa nyadarnya setelah pulang dari fukui :D

    kalo ttg bapak di jepang gimana ya ?

    ReplyDelete
  2. better late than never :)

    tentang bapaknya kurang tahu juga, kurang referensi =D,

    tapi mungkin bapak2nya lebih menjalankan tanggung jawab mereka sebagai kepala RT, cari nafkah buat keluarga :)

    ReplyDelete

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...