Friday, July 5, 2013

Etika Penelitian dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah #2


Masi tentang Etika Penelitian dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah oleh pemateri yang sama. Pada pertemuan ini pemateri menyampaikan bahwa kita sering kali berpikir tinggi-tinggi, pengen buat penelitian yang ‘wah’. Padahal penelitian yang tinggi-tinggi itu sudah diteliti oleh orang lain. Sedangkan hal-hal lain disekitar kita, yang seringkali kita anggap remeh tidak kita pikirkan. Padahal sesuatu yang kita anggap remeh itu, bisa jadi ‘besar’ dalam pandangan orang.
Misalnya penelitian tentang Aceh. Orang yang ahli tentang Aceh ternyata bukan orang Aceh, melainkan orang dari benua lain. Jika kita membaca hasil penelitian mereka, kita pasti bakal berkomentar, apa yang tertulis di jurnal ini saya tau. Nah, seharusnya kita yang orang pribumi seharusnya bisa donk menghasilkan jurnal seperti mereka. Logikanya seperti itu.
Kemudian, kita seringkali juga merasa bahwa apa yang kita tahu itu biasa-biasa aja. Padahal bisa jadi apa yang kita tahu itu penting bagi orang lain. Seharusnya kita bisa membangun penghargaan terhadap apa yang kita punya, termasuk ilmu yang kita miliki.
Berkaitan dengan etika dalam penelitian, terkadang terjadi pelanggaran etika baik sengaja tau tidak sengaja.
1.      Publikasi kertas kerja yang sama di tempat berbeda tanpa pemberitahuan kepada pengelola/editor. Maksudnya adalah tidak etis jika saat bersamaan mengirimkan satu tulisan ke lebih dari satu media massa. Sehingga, jika dimuat, bakal dapat honor dua kali atau lebih dari satu tulisan. Ini dipandang tidak etis, karena bekerja satu kali tetapi dapat honor lebih dari satu kali. Namun, jika tulisan telah dimuat di satu surat kabar, kemudian dipakai untuk keperluan internal institusi dengan pemberitahuan kepada editor,  menjadi tidak masalah.
2.      Adanya klaim individual atas proses dan hasil penelitian. Hal ini berkaitan dengan tidak adanya pengakuan terhadap orang-orang yang telah membantu selama proses penelitian. Disampaikan oleh pemateri bahwa sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang tidak berdiri sendiri, lebih baik kolaboratif.
3.      Menggunakan teknik statistik yang tidak pantas dalam rangka meningkatkan hasil penelitian, sehingga tidak sesuai dengan realita yang ada. Jadi solusinya adalah bersandarlah pada hasil penelitian yang objektif.
4.      Mengeksploitasi mahasiswa. Seperti menjadikan tugas mahasiswa sebagai jurnal dosen, tanpa menyebutkan nama mahasiswa.
5.      Membuat komentar menghina dan serangan pribadi dalam jurnal. Nah, peneliti seperti ini, dipertanyakan keilmuannya.
6.      Dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...