Tuesday, June 7, 2011

Tidak Pernah Sempurna








Kecewa, bisa terhadap diri sendiri maupun orang lain. Mungkin kita pernah kecewa pada saat salah dalam mengambil keputusan sehingga menzalimi diri sendiri. Kemudian kita merasa menyesal. Hm, menyesal boleh aja karena di satu sisi ia bisa mencerdaskan tetapi pada saat yang sama pula ia bisa melukai, tergantung diri kita aja mau pilih yang mana. Begitupun, kecewa terhadap orang lain yang mungkin bersikap tidak sesuai dengan yang kita harapkan, atau sebab lainnya.
Apapun penyebab rasa kecewa kita, sebenarnya hal itu merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan kita sebagai manusia, sebagai hambaNya. Karena, seperti yang dikatakan oleh Aidh al-Qarni dalam bukunya As’adu-Imraatin fil’alam, kebahagiaan dan kebaikan tidak pernah sempurna untuk seseorang.
Sekali lagi, tidak pernah sempurna kebahagiaan bagi seseorang. Suatu waktu dalam kehidupan, kita pasti pernah merasakan kecewa dan mungkin terluka karena persoalan yang kita hadapi. Hal yang bisa kita lakukan hendaknya jangan terlalu larut dalam kesedihan yang tiada akhir. Karena sesungguhnya penyesalan yang berkepanjangan—dalam pandangan Islam—merupakan salah satu fenomena kekufuran dan marah terhadap takdir-Nya (Aidh al-Qarni). Lagian, kalo sedihpun ingat aja bahwa untuk kesedihan juga berlaku hal yang sama yaitu tidak ada kesedihan yang sempurna (Tere Liye).


***

Again and again my writing is about disappointment. There is no any intention, I just write the summary of any references which I have read. Let’s start from a question, “What’s make someone feel disappointed?” When we have a very high standard in our dream and target in our life, sometimes we will feel disappointed when we can’t reach or make it come true.
We may feel disappointed to ourselves or other people. When we had taken wrong decisions which cause disadvantage to ourselves. Then, we regret it. Hm, feeling regret is okay because in one side it can make us smarter than before but at the same time it can make us more injured. It is up to us which one we wanna choose. In addition, we may feel disappointed to others who may treat us do not fit as we expected.
Whatever the cause of our disappointment, it’s a fact that we’ll never avoid this feeling in our life, as part of His creation. The reason is because, like being said by Aidh al-Qarni in His book As’adu-Imraatin fil’alam, happiness and goodness never perfect for someone.
Once more, happiness never perfect for anyone. Some time in life, we will feel disappointed and injured because of problem that we face. One thing that we can do it is not too feel an endless grieve, because of the prolonged remorse – in view of Islam- is one of the phenomena of disbelief and anger towards His destiny (al-Qarni). In addition, if we were sad, please remember that for the grief is also never perfect for anyone.
  
.:Banda Aceh, 7 Juni 2011:.

4 comments:

  1. klo qta tidak pernah merasa kecewa, qta tidak akan pernah tau betapa bahagianya ketika qta meraih apa yg qta inginkan.. (a wise ulfa) :)

    ReplyDelete
  2. kecewa dan bahagia sepasang kisah yg akan terus ada dalam hidup ini.

    salam

    ReplyDelete
  3. iya, di dunia kita tak kan lepas dari dua hal itu..

    ReplyDelete

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...