Saturday, March 2, 2013

Habibie dan Ainun



Hebohnya film Habibie dan Ainun, membuat saya merasa harus membaca novelnya Pak Habibie. Novel Habibie dan Ainun ini terus terang udah ada dirumah sejak dua tahun lalu, kakak yang bawa pulang. Tapi baru tergerak membaca novel ini karena sudah difilmkan.

Well, novel ini tebal banget sekitar 300-an halaman dengan spasi satu dan covernya berupa foto mereka berdua. Novel ini ditulis Pak Habibie untuk memenuhi permintaan masyarakat yang ingin belajar dari kehidupan rumah tangga Pak Habibie dan Ibu Ainun.

Membaca buku ini, membuat pembaca bisa mengenal Pak Habibie dan Ibu Ainun lebih jauh. Seperti halnya saya yang tahu bahwa beliau adalah salah satu putra terbaik Indonesia yang pernah jadi menteri serta presiden. Saya tahu beliau lulus kuliah dengan predikat Summa Cumlaude di Jerman, yang menggambarkan kepintaran beliau. Tetapi setelah saya baca novel ini, saya menjadi lebih tahu bahwa Pak Habibie ini selain sangat-sangat pintar, beliau juga religius dan workaholic banget. Begitu sungguh-sungguh dengan apa aja yang beliau lakukan, maka pantaslah jika beliau menjadi orang yang sukses.

Cerita dalam novel ini dimulai dari proses pertemuan beliau dengan Ibu Ainun (setelah sekian lama ga jumpa) hingga proses pernikahan serta awal kehidupan mereka di Jerman. Kemudian diikuti dengan perjalanan kehidupan mereka, dari kehidupan yang masih sederhana hingga menjadi mapan. Proses beliau dalam melakukan pekerjaan yang penuh tantangan serta teori baru yang dikemukakannya yang membuatnya menjadi sangat terkenal dan disegani oleh masyarakat.

Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir.

Dalam novel ini tergambar dengan jelas kecintaan beliau kepada Ibu Ainun. Kesan-kesan Pak Habibie terhadap istrinya:

Ainun selalu hadir memberikan keseimbangan dan menciptakan harmoni dalam kehidupan keluarga kami, dengan kerendahan hati untuk memberikan suaminya selalu berjalan didepan, seperti ungkapannya: the big you and the small I.

Ainun terus menerus dengan kesabaran dan ketabahan yang tulus memberi dorongan dan mengilhami saya dalam segala pekerjaan

Ainun tidak pernah menuntut dan memberi persoalan, sehingga saya dengan tenang dapat konsentrasi pada pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang sedang saya hadapi

Saya harus bekerja larut malam dan jikalau saya pulang, Ainun selalu menemui saya dipintu dan memberi senyuman yang tidak mungkin saya lupakan, memukai dan merindukan

Dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan kekaguman Pak Habibie terhadap Ibu Ainun yang didapat oleh pembaca ketika membaca novel ini. Memanglah benar sebuah kutipan yang saya baca

Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun.

Itulah Ibu Ainun bagi Pak Habibie dan Pak Habibie bagi Ibu Ainun.  Well, moga yang sudah menikah bisa mencontoh kebaikan-kebaikan yang ada pada pernikahannya mereka berdua dan yang belum menikahpun, moga disegerakan untuk menggenapkan dien dan juga meneladani mereka. amin.





No comments:

Post a Comment

The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik

Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...