Dalam berinteraksi dengan teman maupun orang lain, terkadang kita menghadapi adanya ketidakcocokan atau perlakuan orang lain yang kurang baik terhadap diri kita. Dalam hal ini, Islam menuntun kita agar melihat diri sendiri (intropeksi diri) ketika kita mempunyai masalah dengan orang lain.
Belajar dari kisah Nabi Adam as, ketika ia berbuat kesalahan di Surga, dia segera mengakui dirinya bersalah. Dalam doanya,
“Rabbana zalamna anfusana waillam taghfirlana, watarhamna lanakuu nanna minal khasirin” ~Rabb kami, telah kami aniaya diri sendiri, andai Engkau tidak sudi mengampuni dan menyayangi, niscaya jadilah kami termasuk mereka yang rugi~
Doa ini menunjukkan bahwa Nabi Adam as mengakui bahwa dirinya telah berbuat dosa, Ia tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia perbuat. Pada kisah ini, Nabi Adam as bisa berbahagia karena lima hal.
pertama, ia berbuat salah dan segera mengakui dosanya.
kedua, dia menyesali perbuatannya, seperti doa diatas yang mengungkapkan penyesalannya
ketiga, dia mencela dirinya, seperti dalam sebuah hadits yang mengungkapkan bahwa jika seseorang mendapat kebaikan hendaklah ia memuji Allah SWT, sebaliknya jika mendapati sesuatu yang tidak menyenangkan seperti masalah, musibah, ketidaksuksesan, ketidakberuntungan, apa saja yang dalam pandangan manusia merugikan, jangan sekali2 menyalahkan orang lain, tapi salahkan diri sendiri. Ini adalah tuntunan Nabi. Seperti kisah Nabi, yang ketika itu berjanji dengan Malaikat Jibril, tapi pada waktu dan tempat yang dijanjikan, Jibril tidak muncul sehingga menyebabkan Nabi gelisah. Kemudian Nabi sadar bahwa ternyata di sudut ruangan ada seekor anak anjing, sehingga Nabi segera memerintahkan untuk memindahkan anak anjing tersebut dan Malaikat Jibril pun datang. Saat itu, Jibril berkata, “Kami (para malaikat) tidak mau memasuki sebuah rumah yang disitu ada gambar dan anjing”.
keempat, segera bertaubat.
kelima, beristighfar. Sebanyak apapun dosa kita, jangan putus asa akan rahmat Allah
Konsep ini, dapat kita aplikasikan dalam segala hal, urusan rumah tangga, bisnis.. Misalnya, jika seorang istri ada masalah dengan suami dan anak2nya, maka intropeksi dirilah. Begitupun, bagi para pebisnis, jika gagal meraih target maka intropeksi dirilah, jangan menyalahkan bawahan, jangan menyalahkan orang lain..dan hendaknya kita menghindarkan diri kita dari sikap yang tidak mengakui dosa, tidak merasa menyesal, suka memyalahkan orang lain, tidak mau bertaubat, putus asa. Jika salah langkah diawal, maka seterusnya juga akan salah.
Jika ada masalah jangan ditinggalkan, coba selesaikan. Insya Allah, setiap masalah pasti ada solusinya, Karena Islam datang dengan membawa solusi. Tinggal kitanya, mau ndak terbuka dan berlapang dada untuk menerima solusi yang dibawa oleh Islam.
Teringat dengan beberapa ungkapan (dari berbagai sumber tulisan) yang semoga bisa kita ingat dan kita ambil hikmahnya ketika menghadapi masalah.
“Jika kita tahu orang terdekat kita atau orang lain membenci atau tiba-tiba menyakiti kita, maka jangan marah dulu. Intropeksi dirilah, mungkin kita telah berbuat dosa, mungkin kita melakukan maksiat yang tidak diketahui orang lain dan kita belum bertaubat.”
“Ketika ikatan lain telah terputus, ikatlah hubungan kita dengan Allah. Perbaikilah hubungan dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan orang lain.
~sumber tulisan Ketika ada Masalah.. di sini~
.:Banda Aceh, 26 Maret 2011:.