Pernah, ketika di Fukui, ada seorang teman yang berulang tahun dan mengadakan pesta di asrama di tempat kami tinggal. Biasanya, jika teman-teman lain buat pesta, saya ga terlalu ikut-ikutan acara mereka. Tetapi, teman yang satu ini, karena ia langsung bilang ke saya “datang ya ke pesta ultah saya”, saya jadi merasa harus hadir di pesta itu.
Begitulah, akhirnya saya niat untuk tidak lama ke pesta itu, cuma singgah bentar untuk nampain muka. Ketika datang, sudah ada beberapa teman-teman lain yang hadir. Kami ngobrol dan makan2 bentar, setelah itu, salah seorang teman lelaki yang sama2 di kelas bahasa jepang, dia seorang muslim, dia mengingatkan saya untuk tidak terlalu lama di pesta ini. Perkataannya saat itu berkesan di hati dan saya masih ingat sampai sekarang. Lebih kurang dia bilang gini ke saya, “Ami-san, kamu jangan terlalu lama di pesta ini ya. Nanti pesta nya ga kayak gini lagi (lebih parah maksudnya). Kalo seandainya saya punya saudara perempuan, saya ga bakal kasih izin dia untuk datang ke pesta kayak gini.” Hm, saya senyum dan bilang, “oiya, saya mengerti, saya memang ga lama koq”. Ga lama setelah itu, saya pamit ke yang teman yang ultah itu dan kembali ke kamar.
Alhamdulillah, saya merasa terjaga dengan adanya teman seperti itu. Setidak-tidaknya ketika saya jauh dari keluarga, ada teman yang paham dan peduli dengan temannya yang lain. Walopun, dia ikut pesta kayak gitu sampe akhir, ya udahlah itu pilihan dia. Tapi setidaknya, dia sudah mengingatkan saya dan semoga bisa menjadi amal kebaikan baginya.
Huff, ngomong2 tentang pesta, saya pribadi memang ga terlalu suka untuk hadir di acara semacam itu. Apalagi, jika pestanya ada permainan2 yang ketika kalah bakal ada hukuman seperti nyanyi di depan orang, atau baca puisi atau hal2 yang ‘aneh’ lainnya. Waduh, ga deh. Tapi, kalo pestanya cuma sebatas makan2 doang (syukuran kali ya), saya suka =).
.:Banda Aceh, 25 Oktober 2010:.
No comments:
Post a Comment