Sunday, September 20, 2009
Monday, September 7, 2009
Karena Nulis Itu Ga Da Ruginya
Saya baca artikel di www.ayongeblog.com yang berjudul “ngeblog dapat menuntaskan hasrat narsismemu”, Artikel ini memuat wawancara Ibn Ghifarie dari ayongeblog dengan Fahd Djibran, penulis esai terbaik versi UNICEF Young Writer Award; DAR!Mizan Unlimited Creativity Award sebagai penulis terbaik (2006); Nominator Ahmad Wahib Award (2008); Nominator Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa untuk bidang kreatif (2009); dan Pemimpin Redaksi di Juxtapose Korporasidea, sebuah perusahaan penerbitan terkemuka di Yogyakarta. (*ckckck, banyak banget prestasinya*)
Ada hal yang sangat berkesan bagi saya ketika membaca pandangan dia tentang menulis. Pada artikel itu Fahd bilang bahwa
Ada hal yang sangat berkesan bagi saya ketika membaca pandangan dia tentang menulis. Pada artikel itu Fahd bilang bahwa
“Seandainya kakek saya, semasa hidupnya menulis sesuatu, mungkin sekarang saya mengenal siapa dia. Tetapi itu tak pernah terjadi. Tak selembarpun tulisan yang diwariskan kakek pada saya.
Saya tak pernah tahu isi kepala kakek, selain bahwa dia adalah seorang lelaki tua leluhur saya. Maka jangan salahkan saya, jika saya lebih mengenal Karl Marx, Gabriel Garcia Marquez atau Pramoedya Ananta Toer, yang bukan siapa-siapa saya, daripada kakek saya sendiri.Dendam itulah menjadi energi besar yang mendorong saya untuk terus menulis. Saya tak mau dilupakan sejarah. Saya mau jadi orang yang berkesadaran sejarah. Maka saya memutuskan untuk menulis. Agar kelak, jika cucu saya tak sempat tahu apa yang kakeknya pikirkan dan bicarakan semasa hidupnya, ia bisa mengenal kakeknya lewat tulisan-tulisannya. Setidaknya, menulislah untuk menuntaskan dendam itu. Bagi saya, tak perlu kiat dalam menulis. Menulislah dengan cara apa saja yang paling menyenangkan.”
Pernyataannya membuat saya mikir2 lagi, bener juga yang dia bilang, bahkan sangat-sangat setuju! Orang lain bisa mengenal diri kita, mengetahui pemikiran dan ide2, dari tulisan yang kita buat. Bayangkan jika kita sudah tiada, anak, cucu, cicit kita dapat lebih mengenal siapa diri kita, salah satunya melalui ‘bukti sejarah’ ~tulisan-tulisan~ yang kita tinggalkan untuk mereka. Karena nya kawan (*terutama diri saya sendiri*), mari lebih serius lagi nulis, nulis tentang apa aja yang bermanfaat.
Subscribe to:
Posts (Atom)
The 3rd Trimester: Doa-Doa untuk Meminta Keturunan yang Baik
Ini beberapa doa yang sering saya panjatkan ketika hamil. “rabbi innii nazartu laka maa fii batni muharraran fataqabbal minni, inn...
-
membersamai orang-orang shalih memang perintah Allah memang keniscayaan bagi ikrar taqwa tetapi meletakkan harapan atau menggantungkan k...
-
Saya senang merajut dan senang untuk mencoba beberapa tipe stitches. Pada projek rajut ini, saya mencoba membuat sebuah kotak pensil denga...